![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio3nvx7og_yW9YNJq2SSxoFg-ECHqVHAHZXQ5DBwAsPslC9BfS2Kb8O8FWfBejlGmxbyoPif4rmZyHgE6jOw3BreqDbWtCPSYhZkLr4DiV1-MLCSCRIXEs_-DTYUbeu33-7TNiw4rBzwJA/w640-c-h340/IMG_20190707_142518.jpg)
KABAR.PACIRAN.COM — Rumah Budaya Pantura. Minggu, (07/07/2019) telah terselenggara dengan khidmat Diskusi bertajuk Unboxing Teater Lamongan di Rumah Budaya Pantura. Kegiatan yang diinisiasi oleh sekawanan pegiat seni Teater dengan berfokus pada topik pembahasan mengenai "Pengolahan Ide Kreatif Pekerja Teater di Lamongan", "Masa Depan Teater Tradisi di Lamongan", "Teater dan Ikan di Lamongan", serta "Menengok Naskah-Naskah Teater berlatar Lamongan Tahun 1999 – 2018".
Tepat pada pukul 14.00 WIB Diskusi dimulai. Bermula dengan datangnya para peserta yang berasal dari Komunitas-Komunitas Teater Sekolah dan/atau Kampus, para pemerhati seni, dan aktivis serta segenap pemuda di wilayah Lamongan Pantura, tepatnya di Desa Kemantren Kecamatan Paciran yang tidak lain adalah tempat perhelatan tersebut digelar.
Tampak di sana para pemantik materi: ada Dr. Sutardi RM. S.s., M.Pd — seorang dosen berlatar sastra di Universitas Darul Ulum (UNISDA) Lamongan sebagai pemantik topik pertama; Welly Suryandoko, S.Pd., M.Pd. — Dosen Sendratasik UNESA sebagai yang didapuk membahas tentang Teater Tradisional beserta Masa Depannya; dan ada Rodli Tl, M.Pd — Pengasuh Sangbala Children Theater juga Pembina UKM Teater di UNISDA membahas tentang materi ketiga; serta pada materi Kajian Naskah-Naskah Teater bertajuk Lamongan Tahun 1999 – 2018 diulas oleh Luqman Alm. S.Pd., M.Si.
Keempat Narasumber tersebut menyampaikan materi dengan gamblang dan ‘megilan’, sehingga banyak dari peserta yang antusias menanggapi pembahasan diskusi dengan menyampaikan permasalahan-permasalahan seputar Teater yang dialami di komunitas-komunitas masing-masing. Event diskusi yang dimoderatori oleh Lutfi S. Mendut itu pada intinya adalah berharap agar Komunitas-Komunitas Teater di Lamongan mampu keluar dari permasalahan-permasalah klasik mengenai kinerja pekerja seni teater yang seiring berjalannya waktu berbenturan dengan tuntutan untuk lebih kreatif, kompeten, dan kaya refrensi serta adanya regenerasi dan pembaharuan di setiap gerakan berkesenian.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7jSk9xYft1nINaZ7FccsjHNUAUHofuj0CDiWZ9XSbQfmzAzsK6JMpzHR5rJGEGIUH7kZWazAhOSFyNNm5ua0faYy7aapFouLQqW-NES3Rj22Rr_DeNO1E3FGWh00aX_vfb87j_4nUI1sg/w640-c-h340-b/IMG_20190707_142458.jpg)
Dalam kesempatan ini juga hadir mahasiswa dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan yang bersama Dosen Pengampu mata kuliah tertentu hadir menanyakan Proses Kreatif Penggarapan Skenario Film, yang oleh mereka dianggap penting untuk dipelajari. Hadir pula Komunitas Teater Sekolah seperti Teater Timur Tengah asal SMK NU Sukodadi, Teater Metamorfosia MA Al-Muhtadi Sendangagung, Teater Eksis SMA Mazroatul Ulum Paciran; Teater Kampus sekitar wilayah Pantura ada Teater Serulink’s dari INSUD Lamongan, dan Teater Ilat dari IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan; beserta para tamu dari Komunitas Teater Sekolah se-Kabupaten Gresik (KOTASEGER).
Acara berakhir dengan pemberian Cinderamata oleh Pengurus Rumah Budaya Pantura sebagai simbol diakuinya para narasumber sebagai Keluarga Besar dari mereka, dan berikut hidangan khas masyarakat pesisir pantura bermenu ikan tunu.
Tulisan: Rumah Budaya Pantura. Foto: Phate/Kabar Paciran