Di tengah arus perkembangan dunia medis yang tumbuh dengan pesat, ada sebuah obat tradisional unik yang sudah turun temurun digunakan oleh masyarakat, di mana khasiat dan keampuhannya tak lekang oleh arus perubahan zaman. Obat tradisional ini mampu bertahan dari gencarnya serbuan produk-produk farmasi.
Obat tradisional itu biasa kita kenal dengan sebutan Wedak Sawan dan Jamu Sawan. Obat tradisional ini tak punya lawan sebanding dari produk farmasi yang beredar di masyarakat. Apabila si bayi terindikasi kena Sawanen. Ia menjadi satu-satunya tumpuan dan harapan oleh ibu-ibu.
Jika Ibu-ibu memanfaatkan dengan leluasa dan jadi bahan obrolan santai dengan tetangga di sela-sela aktivitas harian. Para Bapak-bapak di pesisir kalau membutuhkan Wedak Sawan ini, mereka mencarinya dengan diam-diam dan membicarakannya dengan cara berbisik-bisik pula. Karena mereka sadar betul daya magisnya.
"Wedak Sawan ini biasanya dipakai oleh ibu-ibu untuk mengobati anaknya." Kata Hanif (25). Lelaki yang melayani kami, tim Kabar Paciran saat membeli obat tradisional tersebut. Minggu (07/04/2019) siang.
Hanif Muslim nama lengkapnya, Ia meneruskan tongkat estafet dari mbah buyutnya untuk melanjutkan tradisi keluarga yang berjualan Wedak Sawan. Kami menemui Hanif di rumahnya yang yang berada di desa Sendang Duwur, kecamatan Paciran. Tepatnya di jalan Sunan Kudus, RT 01. (Ancer-ancer're Pondok, Pak Kyai Salim).
"Wedak Sawan digunakan khusus buat bayi, manfaatnya untuk mengobati bayi yang kaget kena sawan. Racikan bahan-bahan Wedak Sawan yang sudah dihaluskan dibubuhkan ke kepala bayi (Pas di bun-bunan) dan badan si bayi." terangnya.
"Sementara untuk jamu Sawan diminum oleh si Ibu bayi." Lanjut cucu Ibu Asma ini menjelaskan dengan seksama.
Adapun cara membuat Jamu Sawan sebagai berikut : Bahan-bahan racikan Jamu Sawan dihaluskan terlebih dahulu, setelah halus bahan jamu digodok dengan air, sebagaimana membuat wedang Teh. Setelah matang Jamu Sawan baru bisa di minum.
Ada kisah unik saat kami berbincang-bincang dengan Mas Hanif, mengenai Wedak Sawan ini.
"Biasanya para juragan perahu yang merasa hasil tangkapannya tidak bagus, mereka ke sini beli Wedak Sawan untuk dilaburkan di perahunya. Orang beli Wedak Sawan malah bukan untuk bayi tapi buat perahu. Biar tidak sial lagi: kata mereka. Rata-rata orang daerah kulon." katanya, diselingi dengan senyum ceria.
Kami (Tim Redaksi) pernah mendengar bahwa pada zaman dahulu cara menumbuk Wedak Sawan dengan cara dikunyah oleh ibu si bayi, setelah racikan halus baru dibubuhkan ke kepala bayi. Kami mengkonfirmasi hal tersebut ke Mas Hanif, apakah cerita itu benar adanya.
"Benar. Kalau kuat ya gak pa-pa. Biasa, beda tempat kadang beda cara." Pungkas Hanif dalam keterangannya kepada kami. (Ain)
Nara hubung : 0857-3366-5580 Hanif Muslim.
Foto : Sony Irawan