Pengerukan Plawangan Desa Paciran - Kabar Paciran
Baca artikel dan tutorial Android dan informasi gadget terbaik


KABAR PACIRAN - Orang di desaku menyebutnya Plawangan, sebutan untuk jalur laut yang digunakan untuk keluar dan masuknya perahu nelayan tradisional yang ada di desa Paciran, kabupaten Lamongan.



Sudah sejak lama jalur laut ini telah dimanfaatkan nelayan. Kondisi Plawangan yang dangkal saat air laut surut telah lama menjadi kendala nelayan desa Paciran untuk berangkat melaut atau pulang dari laut, ditambah lagi karakteristik Plawangan yang khas dengan batu karang yang besar-besar, menambah was-was, saat nelayan harus melewati Plawangan.

Situasi semakin menyulitkan nelayan, saat musim angin barat datang dengan gelombang besarnya yang tidak pernah tebang pilih calon korbannya. Tak jarang perahu nelayan tersangkut di batu karang saat gagal 'bobol' Plawangan. Tragedi pecahnya lambung perahu seperti itu biasanya terjadi saat perahu nelayan keluar dari jalur Plawangan, karena terseret gelombang besar yang tak diharapkan.

Pada tahun 2016 yang lalu, sempat ada proyek pengerukan Plawangan, namun pengerukan saat itu tidak dikerjakan dengan baik. Alih-alih memperbaiki keadaan, pengerukan kala itu malah mewariskan bongkahan batu karang yang berserakan di jalur Plawangan.

Imbas dari pengerukan Plawangan yang tidak beres waktu itu, semakin menghambat aktivitas nelayan Paciran saat melaut.





...



Masuk pada tahun 2019 ini, nelayan desa Paciran kembali diberikan harapan, dengan adanya proyek pengerukan Plawangan yang dilakukan oleh PT. Lintech Duta Pratama. Lewat Program CSR yang dikemas dalam 'Pembangunan Tambat Labuh Nelayan Paciran Maret 2019'.



Proyek pengerukan Plawangan ini awalnya direncanakan selama 15 hari. Dimulai pada tanggal 4 Maret 2019 dan selesai pada hari Rabu, 20 Maret 2019. Akan tetapi dalam proses pekerjaan yang hampir selesai, terjadi kendala teknis, sehingga proyek berjalan lebih lama dari rencana semula.

Jika tidak ada aral yang merintangi, proyek pengerukan Plawangan ini akan selesai pada hari Kamis (21/03/2019).



Foto : H. Wiwid

Pengerukan Plawangan Desa Paciran



KABAR PACIRAN - Orang di desaku menyebutnya Plawangan, sebutan untuk jalur laut yang digunakan untuk keluar dan masuknya perahu nelayan tradisional yang ada di desa Paciran, kabupaten Lamongan.



Sudah sejak lama jalur laut ini telah dimanfaatkan nelayan. Kondisi Plawangan yang dangkal saat air laut surut telah lama menjadi kendala nelayan desa Paciran untuk berangkat melaut atau pulang dari laut, ditambah lagi karakteristik Plawangan yang khas dengan batu karang yang besar-besar, menambah was-was, saat nelayan harus melewati Plawangan.

Situasi semakin menyulitkan nelayan, saat musim angin barat datang dengan gelombang besarnya yang tidak pernah tebang pilih calon korbannya. Tak jarang perahu nelayan tersangkut di batu karang saat gagal 'bobol' Plawangan. Tragedi pecahnya lambung perahu seperti itu biasanya terjadi saat perahu nelayan keluar dari jalur Plawangan, karena terseret gelombang besar yang tak diharapkan.

Pada tahun 2016 yang lalu, sempat ada proyek pengerukan Plawangan, namun pengerukan saat itu tidak dikerjakan dengan baik. Alih-alih memperbaiki keadaan, pengerukan kala itu malah mewariskan bongkahan batu karang yang berserakan di jalur Plawangan.

Imbas dari pengerukan Plawangan yang tidak beres waktu itu, semakin menghambat aktivitas nelayan Paciran saat melaut.





...



Masuk pada tahun 2019 ini, nelayan desa Paciran kembali diberikan harapan, dengan adanya proyek pengerukan Plawangan yang dilakukan oleh PT. Lintech Duta Pratama. Lewat Program CSR yang dikemas dalam 'Pembangunan Tambat Labuh Nelayan Paciran Maret 2019'.



Proyek pengerukan Plawangan ini awalnya direncanakan selama 15 hari. Dimulai pada tanggal 4 Maret 2019 dan selesai pada hari Rabu, 20 Maret 2019. Akan tetapi dalam proses pekerjaan yang hampir selesai, terjadi kendala teknis, sehingga proyek berjalan lebih lama dari rencana semula.

Jika tidak ada aral yang merintangi, proyek pengerukan Plawangan ini akan selesai pada hari Kamis (21/03/2019).



Foto : H. Wiwid
Load Comments

Subscribe Our Newsletter