Berkunjung ke Telaga Tiris, di Sumuran. - Kabar Paciran
Baca artikel dan tutorial Android dan informasi gadget terbaik
KABAR.PACIRAN.COM - Awal bulan Februari langit sore di musim Angin Baratan lebih sering terlihat sendu. Beruntung langit sore belum benar-benar mengisyaratkan akan turun hujan.

Berbekal informasi yang masuk di kolom pesan di halaman Kabar Paciran terkait Telaga Tiris, kami berniat menanggapi informasi itu untuk menelusuri jejak keberadaan Telaga Tiris yang ada di dusun Sumuran. Informasi awal tersebut dari akun facebook yang bernama Mantan.

Setelah kami telusuri, Telaga Tiris ini Terletak di jalan Tiris, dusun Sumuran, desa Sumur Gayam, kecamatan Paciran, kabupaten Lamongan. Sabtu (02/02/2019).



Penelusuran awal kami mulai dari dusun Sumuran, selanjutnya kami masuk ke jalan Tiris bergerak terus mengikuti jalan ke arah timur, melewati beberapa kandang ayam di kanan dan kiri jalan yang kami lalui. Di ujung jalan yang berbatasan dengan sawah warga, kami disuguhi pemandangan musala Baitul Ghufron dengan gerbang yang di cat warna-warni.



"Di area ini biasa dijadikan titik untuk berswafoto." ujar Pak Marsodin (66) lelaki yang sehari-hari berada di musala tersebut.

Tak di sangka-sangka di dusun Sumuran ada sumber mata air purba. Sumber mata air itu oleh warga setempat dikenal dengan nama Telaga Tiris. Letak Telaga Tiris di bawah musala mengikuti jalan yang menurun.

Diceritakan oleh Pak Marsodin penjaga musala. "Dulu Telaga ini satu dari tiga sumber mata air bagi warga Sumuran jika hendak mencari air untuk kebutuhan sehari-hari." katanya.



Dalam riwayatnya. Dahulu di dusun Sumuran kalau orang bikin sumur sering kali tidak pernah keluar sumber airnya, sehingga sumur-sumur warga itu seperti bukan sumur betulan karena tidak ada air. Berawal dari kenyataan tersebut daerah itu diberi nama Sumuran (Sumur-sumuran, bukan sumur betulan karena tidak ada airnya).

Sekitar tahun 1950-an hingga 1960-an ketika warga masih kesulitan air, Telaga Tiris masih dikelola oleh warga dengan baik sebagai sumber mata air. Saat masa jayanya Telaga Tiris punya halaman yang luas dan bersih. Tak jarang di tempat ini sering diadakan acara Sedekahan atau nanggap Gong oleh warga setempat dan warga dari desa tetangga. Di dusun Sumuran ada tiga Telaga. Telaga Bangkalan (telaga yang sumber airnya lebih besar), Telaga Tiris (irisan dari telaga Bangkalan) dan Telaga Pakis.

Foto : Soni Irawan

Berkunjung ke Telaga Tiris, di Sumuran.

KABAR.PACIRAN.COM - Awal bulan Februari langit sore di musim Angin Baratan lebih sering terlihat sendu. Beruntung langit sore belum benar-benar mengisyaratkan akan turun hujan.

Berbekal informasi yang masuk di kolom pesan di halaman Kabar Paciran terkait Telaga Tiris, kami berniat menanggapi informasi itu untuk menelusuri jejak keberadaan Telaga Tiris yang ada di dusun Sumuran. Informasi awal tersebut dari akun facebook yang bernama Mantan.

Setelah kami telusuri, Telaga Tiris ini Terletak di jalan Tiris, dusun Sumuran, desa Sumur Gayam, kecamatan Paciran, kabupaten Lamongan. Sabtu (02/02/2019).



Penelusuran awal kami mulai dari dusun Sumuran, selanjutnya kami masuk ke jalan Tiris bergerak terus mengikuti jalan ke arah timur, melewati beberapa kandang ayam di kanan dan kiri jalan yang kami lalui. Di ujung jalan yang berbatasan dengan sawah warga, kami disuguhi pemandangan musala Baitul Ghufron dengan gerbang yang di cat warna-warni.



"Di area ini biasa dijadikan titik untuk berswafoto." ujar Pak Marsodin (66) lelaki yang sehari-hari berada di musala tersebut.

Tak di sangka-sangka di dusun Sumuran ada sumber mata air purba. Sumber mata air itu oleh warga setempat dikenal dengan nama Telaga Tiris. Letak Telaga Tiris di bawah musala mengikuti jalan yang menurun.

Diceritakan oleh Pak Marsodin penjaga musala. "Dulu Telaga ini satu dari tiga sumber mata air bagi warga Sumuran jika hendak mencari air untuk kebutuhan sehari-hari." katanya.



Dalam riwayatnya. Dahulu di dusun Sumuran kalau orang bikin sumur sering kali tidak pernah keluar sumber airnya, sehingga sumur-sumur warga itu seperti bukan sumur betulan karena tidak ada air. Berawal dari kenyataan tersebut daerah itu diberi nama Sumuran (Sumur-sumuran, bukan sumur betulan karena tidak ada airnya).

Sekitar tahun 1950-an hingga 1960-an ketika warga masih kesulitan air, Telaga Tiris masih dikelola oleh warga dengan baik sebagai sumber mata air. Saat masa jayanya Telaga Tiris punya halaman yang luas dan bersih. Tak jarang di tempat ini sering diadakan acara Sedekahan atau nanggap Gong oleh warga setempat dan warga dari desa tetangga. Di dusun Sumuran ada tiga Telaga. Telaga Bangkalan (telaga yang sumber airnya lebih besar), Telaga Tiris (irisan dari telaga Bangkalan) dan Telaga Pakis.

Foto : Soni Irawan
Load Comments

Subscribe Our Newsletter