KABAR PACIRAN - Sore hari biasanya ditandai dengan habisnya nasi dan lauk di meja makan, dengan perut yang lapar maka dimulailah petualangan mencari makanan di sore hari. Apalagi musim pancaroba yang mulai dirasakan dengan adanya panas menyengat dan diselingi hujan sekarang ini, menjadikan semuanya pengen merasakan makanan sebagai pengganjal perut.
Paciran punya beberapa jenis kuliner yang bisa kita dapat di sore sampai malam hari. Inilah sebagian jenis kuliner tersebut
1. Punar atau Sego Gureh
Makanan ini biasanya terletak di teras rumah para penjualnya dengan kisaran harga antara dua sampai tiga ribu sebungkusnya yang dijamin bisa menunda datangnya rasa lapar alias warek. Ditambah dengan gimbal tempe, gimbal jagung atau ote-ote yang digoreng dadakan limaratusan. Kabar Paciran tahu beberapa letaknya yaitu di depan musala Nurussalam Jar wetan, utara warung kopi Selep, dan di utaranya Toko Anam. Kalau penulis merekomendasikan yang terakhir ini.
2. Sego Goreng
Makanan ini biasanya berpadu dengan jualan yang lain yaitu mi goreng atau mi godok yang gak ada adalah sego godokan dan letaknya di pinggir jalan dengan rombong tanpa kentongan yang jadi penanda jualan sego goreng. Harganya relatif sama antara delapan sampai sepuluh ribu. Penjual legendarisnya adalah Wak Dal yang sudah wafat beberapa waktu lalu, sekarang penjual dari barat ada Ari Sor Asem yang ditaker dengan mangkok, Najib kulone Hartono Cahaya, Cak Andik, Rombong depan masjid Paciran ( ora weroh jenenge), Kasrun depan sekolah Modern, Sik Kun timur Gita Komputer, dan Depan Anita Foto ( Sego Goreng Master). Paling enak adalah sego goreng Cak Andik.
3.Sego Pecel
Makanan yang terdiri dari campuran nasi putih, sayuran, bumbu kacang dan lauk tempe ditambah telur atau daging ini di Paciran ini yang jualan hanya ada satu yaitu Sego Pecel Kediri dengan kisaran harga dari enam sampai sepuluh ribu. Untuk rasa jelas paling enak karena gak ada saingannya. Awas ora pok kirimi aku engko tak busek lho.
Itulah beberapa jenis makanan yang ada di Paciran di sore sampai malam hari seng sempet ditulis untuk yang lain ngenteni kober nulis maneh.
Foto : Beny Hasyim