Paciran Seduluran, Manisnya Persaudaraan Tanpa Embel-Embel Golongan - Kabar Paciran
Baca artikel dan tutorial Android dan informasi gadget terbaik

KABAR PACIRAN - Sejak lama kita dibuat bangga oleh khotbah di masjid Jami At-Taqwa bahwa ” Islam di dunia yang terbesar ada di Indonesia, sedang Islam terbesar di Indonesia ada di Jawa Timur, dan Islam terbesar Jawa Timur ada di Lamongan dan paling membanggakan adalah di Lamongan yang terbesar di Paciran,” dan adanya kekaguman jamaah salat Jumat dari luar yang ikut salat di masjid Jami At-Taqwa dengan adanya pembagian yang baik dalam khotbah Jum’at antara dua kelompok yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang sudah berlangsung lama dan baik dengan ritual salat yang mungkin sedikit berbeda.

Kekaguman pada diri tentang kebesaran desa Paciran ini ternyata kalau ditelusuri berasal dari faktor keluarga karena sebagian besar adalah keluarga meski kita baru sadar bahwa dia adalah keluarga kita pada saat yang kita tidak duga-duga seperti waktu tilik kemanten, tilik bayi, nyelawat orang meninggal atau pada saat kita duduk bersama di warung kopi, dan lebih khusus lagi adalah pada ulama-ulama yang ada di Paciran yang ternyata satu keluarga besar. Pengampu dan pengasuh pondok pesantren Karang Asem, Pondok Modern maupun Mazra’atul Ulum ternyata saudara, belum lagi pondok pesantren yang baru berdiri.

Terkait: Pengasuh Ponpes Karang Asem Diserang Orang Tak Dikenal

Silaturahmi antar keluarga ini sangat terjaga meski terdapat perbedaan dalam paham dan ritual keagamaan yang terjadi karena keikutsertaan pada pandangan dan faham masing-masing, sehingga ketika kemarin terjadi peristiwa pada K.H. Hakam Mubarok pengasuh Pondok Pesantren Karang Asem yang sangat mengagetkan maka semua komponen masyarakat sangat prihatin dan mengutuknya meski untuk langkah selanjutnya kita percayakan pada pihak kepolisian yang menanganinya meski kita juga harus mengawasi proses hukum yang terjadi.

Peristiwa tersebut ternyata mengingatkan bahwa kita adalah SAUDARA karena kita sadar bahwa ketika satu bagian tubuh kita disakiti maka semuanya juga ikut merasakannya dan ini semoga bisa membuat kita bisa lebih baik lagi meski ada perbedaan-perbedaan dalam kehidupan kita karena pandangan, sikap atau kepentingan, tetapi kita masih ingat bahwa kita semua seduluran.

Paciran adalah desa terbaik dan kita semua harus berusaha memperbaikinya dengan mendahulukan kepentingan bersama dalam menyelesaikan masalah karena sekali lagi PACIRAN adalah Keluarga besar bersama.

Penulis: Gus Beny Hasyim. Silahkan kunjungi profil beliau di sini kalau belum kenal.

Paciran Seduluran, Manisnya Persaudaraan Tanpa Embel-Embel Golongan

KABAR PACIRAN - Sejak lama kita dibuat bangga oleh khotbah di masjid Jami At-Taqwa bahwa ” Islam di dunia yang terbesar ada di Indonesia, sedang Islam terbesar di Indonesia ada di Jawa Timur, dan Islam terbesar Jawa Timur ada di Lamongan dan paling membanggakan adalah di Lamongan yang terbesar di Paciran,” dan adanya kekaguman jamaah salat Jumat dari luar yang ikut salat di masjid Jami At-Taqwa dengan adanya pembagian yang baik dalam khotbah Jum’at antara dua kelompok yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang sudah berlangsung lama dan baik dengan ritual salat yang mungkin sedikit berbeda.

Kekaguman pada diri tentang kebesaran desa Paciran ini ternyata kalau ditelusuri berasal dari faktor keluarga karena sebagian besar adalah keluarga meski kita baru sadar bahwa dia adalah keluarga kita pada saat yang kita tidak duga-duga seperti waktu tilik kemanten, tilik bayi, nyelawat orang meninggal atau pada saat kita duduk bersama di warung kopi, dan lebih khusus lagi adalah pada ulama-ulama yang ada di Paciran yang ternyata satu keluarga besar. Pengampu dan pengasuh pondok pesantren Karang Asem, Pondok Modern maupun Mazra’atul Ulum ternyata saudara, belum lagi pondok pesantren yang baru berdiri.

Terkait: Pengasuh Ponpes Karang Asem Diserang Orang Tak Dikenal

Silaturahmi antar keluarga ini sangat terjaga meski terdapat perbedaan dalam paham dan ritual keagamaan yang terjadi karena keikutsertaan pada pandangan dan faham masing-masing, sehingga ketika kemarin terjadi peristiwa pada K.H. Hakam Mubarok pengasuh Pondok Pesantren Karang Asem yang sangat mengagetkan maka semua komponen masyarakat sangat prihatin dan mengutuknya meski untuk langkah selanjutnya kita percayakan pada pihak kepolisian yang menanganinya meski kita juga harus mengawasi proses hukum yang terjadi.

Peristiwa tersebut ternyata mengingatkan bahwa kita adalah SAUDARA karena kita sadar bahwa ketika satu bagian tubuh kita disakiti maka semuanya juga ikut merasakannya dan ini semoga bisa membuat kita bisa lebih baik lagi meski ada perbedaan-perbedaan dalam kehidupan kita karena pandangan, sikap atau kepentingan, tetapi kita masih ingat bahwa kita semua seduluran.

Paciran adalah desa terbaik dan kita semua harus berusaha memperbaikinya dengan mendahulukan kepentingan bersama dalam menyelesaikan masalah karena sekali lagi PACIRAN adalah Keluarga besar bersama.

Penulis: Gus Beny Hasyim. Silahkan kunjungi profil beliau di sini kalau belum kenal.

Load Comments

Subscribe Our Newsletter