Kesaktian Lovebird di Mata Pecinta Burung - Kabar Paciran
Baca artikel dan tutorial Android dan informasi gadget terbaik

KABAR PACIRAN -Keberagaman aktivitas di masyarakat ada berbagai macam coraknya, mulai dari pekerjaan, kepercayaan, serta hobi yang tentu saja sangatlah beragam. Kali ini Tim Redaksi akan mengulas para pecinta burung yang mulanya hanya sebatas hobi, namun kini sudah bermutasi menjadi peluang usaha dan menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup besar.
Adapun jenis-jenis burung yang dipelihara dan dikembangbiakan yakni: Kenari, Parkit, Lovebird dan masih banyak lagi yang lainnya. Mohon maaf  para burung, karena tidak bisa disebut satu-satu, belakangan ini burung yang berasal dari Eropa, Lovebird namanya atau yang biasa disebut burung Cinta, kini telah menjadi primadona bagi pecinta Burung. Selain warnanya yang eksotik dan menawan, perawatannya juga tidak terlalu susah bagi para peternak Lovebird, terlebih lagi asupan makan burung lovebird ini harganya tergolong murah dan mudah ditemukan di kawasan pesisir pantura.
Lovebird atau Burung Cinta adalah salah satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani “agape” yang berarti “cinta” dan “ornis” yang berarti “burung”). Mereka adalah burung yang berukuran kecil, antara 13 sampai 17 cm dengan berat 40 hingga 60 gram, burung ini mempunyai sifat sosial.


Delapan dari spesies burung ini berasal dari Afrika, sementara spesies “burung cinta kepala abu-abu” berasal dari Madagaskar. Nama mereka berasal dari kelakuan yang umum diamati bahwa sepasang burung cinta akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain, (burung saja berduaan, terus kamu kapan). Sifat pasangan burung cinta adalah monogami di alam bebas. (hidup di alam bebas dan monogami, sungguh sangat merugi. isu poligami kemana, ya...) Burung Cinta memiliki ketahanan hidup rata-rata berusia 10 sampai 15 tahun.



Menurut salah satu teman. Sebut saja namanya alvian (27) dia bercerita, “Konon katanya, burung Lovebird bisa dijadikan terapi buat orang yang banyak pikiran, karena warna pada burung ini ada energi penenang.” katanya sambil tertawa.


Pemuda yang aktif berdagang krambil (kelapa) ini juga menambahkan, “Jangan sekali-kali merawat burung ini kalau tidak mau ketagihan pengen beli terus, apalagi ketika burung Lovebird kita sudah beranak pinak, bahaya! bisa tercampakkan bini di rumah.”  Pungkas pria yang sudah punya anak dua ini.
Dibalik kecantikan pasti ada sisi-sisi kelemahannya, begitu juga yang dialami oleh para pencinta burung lovebird ini. Ada Suka dan Dukanya, Duka ketika merawat burung lovebird ini bisa dijabarkan menjadi dua kesimpulan:

1. Apabila burung terlepas secara sepihak dari sangkar, rasanya sudah seperti kehilangan jaring BUBU 500 biji beserta umpannya, beserta umbalnya, beserta talinya, beserta tenaga yang sudah terkuras, beserta tanggungan hutang yang semakin sulit terlunasi. Dan bonus tampilan wajah cemberut istri di rumah, itu kalau kamu beranggapan bonus.

2. Terkadang duka paling terdalam justru pada saat situasi kita pas lagi sayang-sayangnya memelihara dan pada saat itu pula yang disayang-sayang malah meninggalkan kita tanpa pamit. Sementara kehendak, harapan, dan bayang-bayang kenangan terus datang menyerbu tanpa permisi lebih dulu. Duh, Gusti. Paringi sabar. (Din)

Kesaktian Lovebird di Mata Pecinta Burung


KABAR PACIRAN -Keberagaman aktivitas di masyarakat ada berbagai macam coraknya, mulai dari pekerjaan, kepercayaan, serta hobi yang tentu saja sangatlah beragam. Kali ini Tim Redaksi akan mengulas para pecinta burung yang mulanya hanya sebatas hobi, namun kini sudah bermutasi menjadi peluang usaha dan menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup besar.
Adapun jenis-jenis burung yang dipelihara dan dikembangbiakan yakni: Kenari, Parkit, Lovebird dan masih banyak lagi yang lainnya. Mohon maaf  para burung, karena tidak bisa disebut satu-satu, belakangan ini burung yang berasal dari Eropa, Lovebird namanya atau yang biasa disebut burung Cinta, kini telah menjadi primadona bagi pecinta Burung. Selain warnanya yang eksotik dan menawan, perawatannya juga tidak terlalu susah bagi para peternak Lovebird, terlebih lagi asupan makan burung lovebird ini harganya tergolong murah dan mudah ditemukan di kawasan pesisir pantura.
Lovebird atau Burung Cinta adalah salah satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani “agape” yang berarti “cinta” dan “ornis” yang berarti “burung”). Mereka adalah burung yang berukuran kecil, antara 13 sampai 17 cm dengan berat 40 hingga 60 gram, burung ini mempunyai sifat sosial.


Delapan dari spesies burung ini berasal dari Afrika, sementara spesies “burung cinta kepala abu-abu” berasal dari Madagaskar. Nama mereka berasal dari kelakuan yang umum diamati bahwa sepasang burung cinta akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain, (burung saja berduaan, terus kamu kapan). Sifat pasangan burung cinta adalah monogami di alam bebas. (hidup di alam bebas dan monogami, sungguh sangat merugi. isu poligami kemana, ya...) Burung Cinta memiliki ketahanan hidup rata-rata berusia 10 sampai 15 tahun.



Menurut salah satu teman. Sebut saja namanya alvian (27) dia bercerita, “Konon katanya, burung Lovebird bisa dijadikan terapi buat orang yang banyak pikiran, karena warna pada burung ini ada energi penenang.” katanya sambil tertawa.


Pemuda yang aktif berdagang krambil (kelapa) ini juga menambahkan, “Jangan sekali-kali merawat burung ini kalau tidak mau ketagihan pengen beli terus, apalagi ketika burung Lovebird kita sudah beranak pinak, bahaya! bisa tercampakkan bini di rumah.”  Pungkas pria yang sudah punya anak dua ini.
Dibalik kecantikan pasti ada sisi-sisi kelemahannya, begitu juga yang dialami oleh para pencinta burung lovebird ini. Ada Suka dan Dukanya, Duka ketika merawat burung lovebird ini bisa dijabarkan menjadi dua kesimpulan:

1. Apabila burung terlepas secara sepihak dari sangkar, rasanya sudah seperti kehilangan jaring BUBU 500 biji beserta umpannya, beserta umbalnya, beserta talinya, beserta tenaga yang sudah terkuras, beserta tanggungan hutang yang semakin sulit terlunasi. Dan bonus tampilan wajah cemberut istri di rumah, itu kalau kamu beranggapan bonus.

2. Terkadang duka paling terdalam justru pada saat situasi kita pas lagi sayang-sayangnya memelihara dan pada saat itu pula yang disayang-sayang malah meninggalkan kita tanpa pamit. Sementara kehendak, harapan, dan bayang-bayang kenangan terus datang menyerbu tanpa permisi lebih dulu. Duh, Gusti. Paringi sabar. (Din)
Load Comments

Subscribe Our Newsletter