Bau Jemuran Rebon Basah Banyak Dikeluhkan Warga - Kabar Paciran
Baca artikel dan tutorial Android dan informasi gadget terbaik

KABAR PACIRAN – Melimpahnya hasil laut udang rebon di Desa Paciran bagai buah simalakama. Bagi nelayan dan daukeh (juragan pengepul) tentu senang. Tapi bagi warga sekitar, bau udang rebon basah membuat meradang.
Tak hanya di sekitar penjemuran, jika angin berhembus kuat. Bau bahan pembuat terasi itu bisa menyebar kemana-mana. Kalau sudah begitu, banyak yang mengeluhkan bau tajam dan amis yang ditimbulkan.
“Kono seng seneng, kene seng senep mben isuk sampek awan kambon rebon pepenan,” kata seorang warga yang sehari-hari bekerja di Banjar Nggunung, Paciran.
Mengenai keluhan tersebut, salah seorang nelayan rebon saat dikonfirmasi mengaku tidak bisa berbuat banyak. Karena resiko di daerah pesisir memang seperti itu. “Mau gimana lagi, ya. Tanyakan pada penjemurnya,” bebernya.
Sementara itu, menanggapi mengenai keluhan bau udang rebon, salah satu tokoh nelayan desa Muchlisin Amar mengatakan, dalam setiap solusi permasalahan harus berpihak pada nelayan. “Solusi apapun bisa dilaksanakan asalkan efisien, efektif dan nelayan tidak terbebani cost (biaya) yang memberatkan. Karena kita juga berpikir tidak hanya persoalan bau yang menyengat kemana mana. Tapi sekaligus memikirkan kesejahteraan para nelayan,” tegas Muchlisin.
Pria yang pernah menjabat sebagai ketua Rukun Nelayan (RN) Desa Paciran itu menambahkan, pada saat menjadi ketua RN, pihaknya sudah menawarkan berbagai upaya yang ditawarkan seperti penggunaan alat oven besar untuk mengeringkan rebon. “Itu kan tidak murah. Disamping sudah mohon pemerintah juga belum direalisasi,” katanya. (MIR)

Bau Jemuran Rebon Basah Banyak Dikeluhkan Warga


KABAR PACIRAN – Melimpahnya hasil laut udang rebon di Desa Paciran bagai buah simalakama. Bagi nelayan dan daukeh (juragan pengepul) tentu senang. Tapi bagi warga sekitar, bau udang rebon basah membuat meradang.
Tak hanya di sekitar penjemuran, jika angin berhembus kuat. Bau bahan pembuat terasi itu bisa menyebar kemana-mana. Kalau sudah begitu, banyak yang mengeluhkan bau tajam dan amis yang ditimbulkan.
“Kono seng seneng, kene seng senep mben isuk sampek awan kambon rebon pepenan,” kata seorang warga yang sehari-hari bekerja di Banjar Nggunung, Paciran.
Mengenai keluhan tersebut, salah seorang nelayan rebon saat dikonfirmasi mengaku tidak bisa berbuat banyak. Karena resiko di daerah pesisir memang seperti itu. “Mau gimana lagi, ya. Tanyakan pada penjemurnya,” bebernya.
Sementara itu, menanggapi mengenai keluhan bau udang rebon, salah satu tokoh nelayan desa Muchlisin Amar mengatakan, dalam setiap solusi permasalahan harus berpihak pada nelayan. “Solusi apapun bisa dilaksanakan asalkan efisien, efektif dan nelayan tidak terbebani cost (biaya) yang memberatkan. Karena kita juga berpikir tidak hanya persoalan bau yang menyengat kemana mana. Tapi sekaligus memikirkan kesejahteraan para nelayan,” tegas Muchlisin.
Pria yang pernah menjabat sebagai ketua Rukun Nelayan (RN) Desa Paciran itu menambahkan, pada saat menjadi ketua RN, pihaknya sudah menawarkan berbagai upaya yang ditawarkan seperti penggunaan alat oven besar untuk mengeringkan rebon. “Itu kan tidak murah. Disamping sudah mohon pemerintah juga belum direalisasi,” katanya. (MIR)
Load Comments

Subscribe Our Newsletter