Baratan Teduh, Miyang Panen Udang Rebon - Kabar Paciran
Baca artikel dan tutorial Android dan informasi gadget terbaik
KABAR PACIRAN – Angin baratan sudah berangsur-angsur teduh. Aktifitas miyang (nelayan) kembali bergeliat. Selain miyang wuwu (bubu) atau mencari rajungan, nyontok atau mencari udang rebon menjadi pilihan lain para nelayan di Desa Paciran, Kamis (1/3).
Dari pantauan Kabar Paciran di Banjar Lor, Babakan Gerong, Paciran, lahan kosong di bibir pantai sudah banyak digunakan untuk menjemur udang rebon. “Umpomo Paciran duwe lahan kanggo jemur udang rebon, mungkin akeh seng nyontok nek miyang lagi sepi,” kata salah seorang nelayan nyontok yang enggan disebutkan namanya itu.
Dalam sekali melaut atau miyang, lanjutnya, para nelayan bisa mendapatkan sekitar 3 sampai 5 kwintal. Resikonya juga lebih kecil dibandingkan dengan miyang wuwu. Selain itu, rute atau jalur saat mencari udang rebon juga tidak terlalu jauh. “Jalur nyontok biasae pinggir mrepet karang mulai teko pabrik Lintech sampe Sorebase. Paling adoh kadang sak lore Pangkah (Gresik),” lanjutnya.
Pria satu anak itu kemudian membandingkan antara miyang wuwu dengan miyang nyontok. Menurutnya, dua-duanya memang lagi musim dan nelayan lagi labet (dapat tangkapan banyak) setelah baratan. “Asline nyontok yo enak. Tapi pegel mikule (udang rebonnya),” ungkap bapak satu anak itu.
Sementara itu, harga udang rebon saat ini, masih stabil dikisaran Rp 3 ribu perkilonya. Meski begitu, harga masih berpeluang naik turun tergantung permintaan. Di masyarakat pesisir, udang rebon biasanya banyak digunakan sebagai bahan baku utama terasi. “Digawe gimbal menyok (ketela) yo enak,” pungkasnya. (mir)
Foto: Istimewa

Baratan Teduh, Miyang Panen Udang Rebon

KABAR PACIRAN – Angin baratan sudah berangsur-angsur teduh. Aktifitas miyang (nelayan) kembali bergeliat. Selain miyang wuwu (bubu) atau mencari rajungan, nyontok atau mencari udang rebon menjadi pilihan lain para nelayan di Desa Paciran, Kamis (1/3).
Dari pantauan Kabar Paciran di Banjar Lor, Babakan Gerong, Paciran, lahan kosong di bibir pantai sudah banyak digunakan untuk menjemur udang rebon. “Umpomo Paciran duwe lahan kanggo jemur udang rebon, mungkin akeh seng nyontok nek miyang lagi sepi,” kata salah seorang nelayan nyontok yang enggan disebutkan namanya itu.
Dalam sekali melaut atau miyang, lanjutnya, para nelayan bisa mendapatkan sekitar 3 sampai 5 kwintal. Resikonya juga lebih kecil dibandingkan dengan miyang wuwu. Selain itu, rute atau jalur saat mencari udang rebon juga tidak terlalu jauh. “Jalur nyontok biasae pinggir mrepet karang mulai teko pabrik Lintech sampe Sorebase. Paling adoh kadang sak lore Pangkah (Gresik),” lanjutnya.
Pria satu anak itu kemudian membandingkan antara miyang wuwu dengan miyang nyontok. Menurutnya, dua-duanya memang lagi musim dan nelayan lagi labet (dapat tangkapan banyak) setelah baratan. “Asline nyontok yo enak. Tapi pegel mikule (udang rebonnya),” ungkap bapak satu anak itu.
Sementara itu, harga udang rebon saat ini, masih stabil dikisaran Rp 3 ribu perkilonya. Meski begitu, harga masih berpeluang naik turun tergantung permintaan. Di masyarakat pesisir, udang rebon biasanya banyak digunakan sebagai bahan baku utama terasi. “Digawe gimbal menyok (ketela) yo enak,” pungkasnya. (mir)
Foto: Istimewa
Load Comments

Subscribe Our Newsletter