Menengok Transportasi Becak Motor di Desa Paciran - Kabar Paciran
Baca artikel dan tutorial Android dan informasi gadget terbaik



KABAR PACIRAN - Tidak jelas siapa yang memulai memodifikasi becak dengan tenaga mesin motor (betor) di Paciran. Namun dari pengakuan para pengemudi betor keberadaan betor di Paciran banyak dipengaruhi dari Lamongan.




Salah satu pengemudi betor, Maksum (46) menuturkan, maraknya betor di Lamongan turut menginspirasi tukang becak Paciran untuk memodifikasi dengan mesin. "Karena ada mesin jadi tidak usah mengayuh. Dan kita juga bisa lebih jauh lagi trayeknya seperti ke Blimbing bahkan Sedayu Kuto," tutur Maksum.




Pria yang tinggal di Jalan Ikan Duyung itu menambahkan, untuk memodifikasi becak motor sebenarnya juga tidak murah. Karena semakin baru dan besar mesin motor dan kapasitas becak akan semakin mahal harga modifikasinya. "Rata-rata untuk modifikasi sekitar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Kalau semakin baru motornya bisa sampai naik harga modifikasinya," lanjutnya.




Karena menggunakan mesin dan butuh bensin serta oli, maka tarif betor pun tentu lebih mahal dari becak yang dikayuh. "Untuk sekali PP (pulang-pergi) Paciran - Blimbing kita tarik harga ke penumpang sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu. Kalau jauh seperti ke Sedayu ya Rp 100 ribu. Kalau dekat ya sekitar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu," terang Maksum.




Bisa dibilang keberadaan betor saat ini merupakan saingan angkutan colt L300. Meski begitu sejak keberadaannya sampai saat ini belum pernah ada gesekan rebutan penumpang antara betor dan angkutan colt L300. "Nggak ada gesekan semua aman dan damai. Rezeki sudah ada yang ngatur," tegas Maksum.




Selain banyak dimanfaatkan ibu-ibu yang mau ke pasar dan anak sekolah. Betor juga banyak dimanfaatkan para bakul ikan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan ke pasar. "Pemakai paling banyak ya bakul ikan," kata Maksum. (mir).




Foto: Amir Baihaqi

Menengok Transportasi Becak Motor di Desa Paciran




KABAR PACIRAN - Tidak jelas siapa yang memulai memodifikasi becak dengan tenaga mesin motor (betor) di Paciran. Namun dari pengakuan para pengemudi betor keberadaan betor di Paciran banyak dipengaruhi dari Lamongan.




Salah satu pengemudi betor, Maksum (46) menuturkan, maraknya betor di Lamongan turut menginspirasi tukang becak Paciran untuk memodifikasi dengan mesin. "Karena ada mesin jadi tidak usah mengayuh. Dan kita juga bisa lebih jauh lagi trayeknya seperti ke Blimbing bahkan Sedayu Kuto," tutur Maksum.




Pria yang tinggal di Jalan Ikan Duyung itu menambahkan, untuk memodifikasi becak motor sebenarnya juga tidak murah. Karena semakin baru dan besar mesin motor dan kapasitas becak akan semakin mahal harga modifikasinya. "Rata-rata untuk modifikasi sekitar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Kalau semakin baru motornya bisa sampai naik harga modifikasinya," lanjutnya.




Karena menggunakan mesin dan butuh bensin serta oli, maka tarif betor pun tentu lebih mahal dari becak yang dikayuh. "Untuk sekali PP (pulang-pergi) Paciran - Blimbing kita tarik harga ke penumpang sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu. Kalau jauh seperti ke Sedayu ya Rp 100 ribu. Kalau dekat ya sekitar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu," terang Maksum.




Bisa dibilang keberadaan betor saat ini merupakan saingan angkutan colt L300. Meski begitu sejak keberadaannya sampai saat ini belum pernah ada gesekan rebutan penumpang antara betor dan angkutan colt L300. "Nggak ada gesekan semua aman dan damai. Rezeki sudah ada yang ngatur," tegas Maksum.




Selain banyak dimanfaatkan ibu-ibu yang mau ke pasar dan anak sekolah. Betor juga banyak dimanfaatkan para bakul ikan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan ke pasar. "Pemakai paling banyak ya bakul ikan," kata Maksum. (mir).




Foto: Amir Baihaqi
Load Comments

Subscribe Our Newsletter