Saat kita mendengar istilah "petani", maka yang terpikirkan adalah seseorang yang menggarap sawah atau ladang. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam.
Namun, ternyata "petani" merupakan akronim dari sesuatu.
Kepanjangan dari Petani
Dilansir dari buku Hubungan Sosial Ekonomi Terdampak COVID-19 pada Petani Tanaman Hortikultura (2023) oleh Midiansyah Effendi, petani merupakan singkatan dari Penyangga Tatanan Negara Indonesia.
Kepanjangan dari petani itu diberikan Soekarno pada tahun 1952. Meski begitu, Soekarno tak bisa disebut sebagai pencipta kata petani karena sebenarnya kata petani sudah lama dan dipakai jauh sebelum Soekarno memberikan arti dari kata petani.
Soekarno membuat kepanjangan untuk kata petani sebagai bentuk retorikanya untuk mengambil hati para petani. Adapun arti kepanjangan petani sebagai Penyangga Tatanan Negara Indonesia ini memang dinilai pas dan cocok dengan profesi petani.
Peran mereka sebagai petani memang seperti penyangga, di mana tanpa mereka rakyat Indonesia tentu akan mengalami krisis pangan. Hal ini tentu akan mengganggu tatanan negara Indonesia.
Dikutip dari buku Hukum Pertanahan Problematika Kepastian Hukum Kebijakan Lahan Sawah Dilindungi Versus Investasi (2024) oleh Dahlia Eka Syahputri Kencana, istilah Petani merupakan singkatan dari Penyangga Tatanan Negara Indonesia.
Petani juga merupakan sumber mata pencarian yang memproduksi makanan demi keberlangsungan hidup. Istilah petani sering digunakan untuk menggambarkan jenis pekerjaan seseorang ataupun komunitas di masyarakat yang bergerak di sektor pertanian.
Arti petani menurut ahli
Menurut Wolf (1985:2), petani adalah anggota masyarakat pada umumnya yang hidup di desa bergantung pada kemampuan pengelolaan dan hasil pertanian. Konsep pertanian tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, karena akan selalu terkait dengan paradigma dan nilai budaya petani lokal, yang memiliki kebenaran umum tersendiri.
Pertanian memiliki paradigma yang syarat dengan sistem nilai, budaya, dan ideologi yang patutu dikaji kecocokannya untuk diterapkan di negara Indonesia.
Adapun masyarakat petani memiliki seperangkat pandangan, nilai dan falsafah terhadap kehidupan mereka sendiri, yang perlu digali dan dianggap sebagai potensi besar di sektor pertanian. Sementara itu, perubahan pandangan dari peningkatan produksi kepandangan peningkatan pendapatan petani belum cukup jika tanpa dilandasi pada peninjauan kesejahteraan petani
Itulah penjelasan mengenai kepanjangan dari petani.
Saya menulis laporan singkat ini dengan rasa kantuk. Padahal paginya harus kerja. Maklum, tiga hari ini tidur lumayan larut.
Nanti malam ke-tiga, turnamen GDP ALTHOF 2023. Turnamen yang kami buka pada hari Selasa (10/10) dengan bacaan surat Al Fatihah oleh Bapak Zainullah selaku pemilik GOR Althof dan ketua panitia.
Yoi, kami memberi nama turnamen ini GDP ALTHOF 2023, badminton oplos beregu. Dengan sistem poin 42 kalau terjadi deuce (baca: yus) poin sampai 45. Memang, ini keluar dari kaidah yang ditetapkan oleh PBSI maupun BWF selaku federasi. Ini sudah ketetapan panitia. Karena ini turnamen sifatnya silaturahmi, ajang kumpul antar komunitas badminton pantura.
Turnamen ini dibagi 4 grup, satu grup berisi tiga tim. Nantinya akan diambil juara dan runner-up grup. Sistem seperti ini yang membuat peserta bisa main 2x. Kecuali lawan ada halangan, atau tidak hadir.
Agenda turnamen tahunan ini pernah mati suri hampir 4 tahun. Di satu sisi karena pandemi melanda, dan kemalasan kami saja hahahha
Kami pikir, ini adalah langkah baru untuk memulai membuat turnamen badminton di daerah tempat tinggal (baca: desa Paciran) khususnya GOR Althof sendiri.
Turnamen ini akan kami gelar sampai tanggal 16 Oktober 2023. Tak tanggung-tanggung, panitia menyiapkan 1 ekor kambing untuk juara 1, juara selanjutnya masih dirahasiakan oleh panitia.
Penulis: Awid adi
Sore itu, Sabtu (2/9) 6 dari 8 atlit yang kami bawa menaiki podium juara. Belum ada yang juara pertama. Toh, banyak dari anak-anak yang baru mengikuti kejurkab. Tak kuasa saya sebagai official terus-menerus memberi arahan.
Salah satu arahan yang saya lakukan adalah memberikan masukan tentang permainan lawan. Nama-nama langganan juara banyak yang turun gunung.
Menganalisa permainan lawan sebelum bertanding adalah salah satu hal. Namun, saya sulit mencari celah, sebab lawan babak pertama dari pemain langganan juara, sangat jauh. Pemain pemula, batin saya.
Seminggu selepas kejurkab. Tak ada yang tersisa. Yang tersisa hanya kumpulan foto selama pertandingan. Sejam selepas penyerahan tropi juara, anak-anak saya kasih wejangan, "bahwa nikmatnya juara itu cuma beberapa hari, setelah itu kalian harus kembali latihan lagi. Karena Senin sudah akan kembali latihan."
Nikmati setiap proses latihan. Sebab, proses latihan yang akan menentukan hasil pertandingan.
Penulis : Awid Adi Cahyadi
Foto : Awid Adi Cahyadi